Rabu, 16 Maret 2016

Puisi Taufik Ismail


DENGAN PUISI AKU
 (Taufiq ismail)
 Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
 Dengan puisi aku bercinta
 Berbaur cakrawala
 Dengan puisi aku mengenang 
Keabadian Yang Akan Datang 
Dengan puisi aku menangis 
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
 Napas jaman yang busuk
 Dengan puisi aku berdoa 
Perkenankanlah kiranya 

 Sebuah Jaket Berlumur Darah
 Sebuah jaket berlumur darah
 Kami semua telah menatapmu 
Telah pergi duka yang agung
 Dalam kepedihan bertahun-tahun.
 Sebuah sungai membatasi kita 
Di bawah terik matahari Jakarta 
Antara kebebasan dan penindasan
 Berlapis senjata dan sangkur baja 
Akan mundurkah kita sekarang
 Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
 Berikara setia kepada tirani
 Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?. 
 Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
 Kami semua telah menatapmu
 Dan di atas bangunan-bangunan 
Menunduk bendera setengah tiang.
 Pesan itu telah sampai kemana-mana
 Melalui kendaraan yang melintas
 Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan 
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
 Prosesi jenazah ke pemakaman
 Mereka berkata Semuanya berkata 
Lanjutkan Perjuangan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar