Minggu, 13 Maret 2016

Cerpen mu

Tuhan, Maaf Aku Tidak Sanggup
Ada penghuni baru di yayasan tempat aku tinggal. Penghuni baru ini seorang ibu dan anaknya laki-laki berumur 12 tahun. Sebut saja namanya Dodi. Tidak pernah aku bayangkan ada penghuni baru seperti ini. Si ibu dalam keadaan depresi yang cukup parah dan anaknya pengidap autis yang tidak pernah diajarkan apa pun. Subhanallah. Tapi, yayasan sanggup membuka “pintu hatinya” untuk kedua orang ini. Padahal, anak-anak asuh yang tinggal di yayasan sudah cukup banyak. Biasanya setiap pagi aku membuka pintu kamar karena tidak ada jendela di kamarku. Udara segar perlahan memasuki kamar yang sempit ini. Sebagai manusia beriman aku harus bersyukur dalam kondisi seperti apa pun juga. Kamar ini jelas jauh lebih baik ketimbang aku tidur di bawah pohon atau di emperan toko. Sekarang ini aku tidak berani membuka pintu kamar. Kenapa? Karena yang aku saksikan adalah “show” gratis anak autis itu. Duduk bersila di lantai menonton TV atau tidak, badannya selalu bergoyang, bicara sendiri dan tertawa sendiri. Ya.. Allah maaf aku tidak sanggup menyaksikan pertunjukan ini. Ini kisah ibunya. Di yayasan ini banyak sekali kegiatan pengkajian Al-Qur’an. Ada pagi dan ada juga malam bahkan tengah malam. Aku ajak ibu ini tapi terlihat jelas ada penolakan dari sorot matanya. Pernah suatu ketika berteriak histeris hanya karena aku kasih tahu arah kiblatnya terbalik. Jujur, aku ngeri melihatnya. Terus saja aku bujuk karena pihak yayasan mempercayakan aku untuk mengajak ibu ini ikut di semua kegiatan pengkajian di yayasan. Lama kelamaan aku menyerah dan berkata tidak sanggup ke yayasan. Ya.. Allah maaf berat sekali tugas ini. Kisah hidupku rumit dan kurang menarik untuk diceritakan. Jelasnya, aku juga pernah mengalami guncangan hebat di dalam hidupku. Tapi, aku tidak pernah putus asa dan terus berusaha bangkit dari keterpurukanku. Caranya? Salat, baca Qur’an, Tahajud, dan infak. Aku tinggal di yayasan ini lebih dari 6 bulan. Setiap hari aku isi kegiatan dengan mengikuti semua pengkajian Al-Qur’an. Allah sendiri mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah obat, “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” Penyakit di dalam dada itu macam-macam. Bisa penyakit jantung, hati, paru-paru, dan sebagainya yang ada di dalam dada. Dan, bisa juga penyakit iri, dengki, takabur, sombong, angkuh, merasa pintar sendiri, dan sebagainya yang kalau dibiarkan akan menggerogoti jiwa. Tidak mudah memang untuk menyembuhkan diri sendiri dari depresi tanpa bantuan obat atau tenaga ahlinya. Tapi, kita tidak sendirian. Ada Allah yang terus menerus mengurus makhluknya. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Dia mengetahui segalanya. Allah Maha Tinggi, Maha Besar. Yakinlah… tidak ada penyakit yang tidak bisa sembuh kalau Allah menghendaki. Cerpen Karangan: D. Miranita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar